Syukri: Evaluasi terhadap semua BOT mesti dilakukan.
[et_pb_section fb_built=”1″ _builder_version=”3.26.5″][et_pb_row _builder_version=”3.26.5″][et_pb_column _builder_version=”3.26.5″ type=”4_4″][et_pb_text _builder_version=”3.26.5″]
lensabalikpapan.com -/ Sejumlah aset pemerintah kota yang menjadi kelolaan swasta atau menggunakan sistem Build Operate Transfer (BOT) dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Rencana nya akan dibahas lagi oleh komisi II DPRD Balikpapan .
Anggota Komisi II DPRD Syukri Wahid, Mengungkapkan Jika pihaknya akan membahas terkait pemanfaatan aset daerah, terutama yang akan dievaluasi dalam waktu dekat adalah kerjasama dengan PT Hasta selaku pengelola Plaza Rapak.
“Yang akan segera kita evaluasi adalah kerjasama dengan PT Hasta dengan pemerintah Kota. Karena mereka akan berakhir 8 tahun lagi. Lebih jelas kami akan melakukan evaluasi perjanjian dalam kerjasama tersebut. karena memang sudah seharusnya dilakukan evaluasi per 2 tahun terkait kontribusi swasta yang mengelola aset Pemkot, Ungkapnya”
Selama ini kontribusi yang diterima hanya Rp 125 juta per tahun, Ini berlaku sejak tahun 2003 lalu, padahal terjadi inflasi, juga ada perubahan NJOP.
“Ini nantinya juga akan merembet pada evaluasi empat aset Pemkot Balikpapan yang di-BOT-kan pada pihak swasta. Makanya terkait berkontribusi ini perlu di-review. Karena dari total keseluruhan empat BOT, bantal kontribusi kota Balikpapan kurang lebih hanya Rp 2,3 miliar, Sebut Syukri”
Empat aset yang dimaksud yaitu Swiss belhotel dan Balikpapan Ocean Square (BOS), Plaza Rapak, Novotel dan Ibis Hotel, dan Plaza Kebun Sayur (shopping) yang sebenarnya ada dua bangunan, namun dibatalkan.
“Rp 2,3 miliar ini kan sangat jauh kecil nilainya. Karena tujuan pemerintah untuk mempihak-ke-tigakan itu apa. Itu yang harus jelas dulu. Apakah targetnya ada. Apakah terkait pendapatan ataukah pemanfaatan, Ujarnya”
Kendati demikian di dalam Permendagri yang mengatur tentang BOT, Yakni jika pembiayaan terbatas maka strategi pembiayaan dengan BOT.
“BOT merupakan strategi pembiayaan, kalau dari strategi pembiayaan yang seperti itu asumsinya pemerintah tidak memiliki anggaran. Nah lalu apa dampaknya. Pertama apa kontribusinya Kemudian yang kedua pasca itu. Apabila misalnya sudah digunakan selama 30 tahun, kira-kira bayangan Seperti apa maintenance kita diberikan bangunan sudah 30 tahun, Pungkasnya”
Dirinya menambahkan”Jangan sampai sudah habis daging dagingnya tinggal sisanya. Maintenance nanti malah kita yang menanggung. Jangan sampai konstruksi bangunan selama 25 tahun itu malah perlu direvitalisasi. Itu artinya nanti malah pemerintah yang harus mengeluarkan cost besar. Nanti malah tidak efektif. Kemudian kenapa selama ini kontribusi tersebut tidak dikaji padahal ada klausul nya. NJOP per 3 tahun saja naik mengapa ini tidak mengalami kenaikan. Tegas politisi Partai Keadilan Sejahtera tersebut”
Menurutnya, Evaluasi terhadap semua BOT mesti dilakukan terutama pada bangunan Plaza rapak dulu karena tinggal 8 tahun lagi.
“Nanti yang lain kami akan panggil tahap kedua setelah PT Hasta, Tandasnya”
(Ecy)
Editor : lensabalikpapan
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]
5