Reses Amin Hidayat Ditengah Pandemi, Tampung Aspirasi Lewat Whatsapp.
[et_pb_section fb_built=”1″ _builder_version=”3.26.5″][et_pb_row _builder_version=”3.26.5″][et_pb_column _builder_version=”3.26.5″ type=”4_4″][et_pb_text _builder_version=”3.26.5″]
lensabalikpapan.com/- Anggota DPRD Kota Balikpapan Komisi III Amin Hidayat gelar Reses masa persidangan II di kediamannya di Jalan Wonorejo Kelurahan Gunung Samarinda Kecamatan Balikpapan Utara.
Ditengah pandemi dengan tetap mematuhi protokoler kesehatan, tidak berkerumun dan memakai masker tampak terlihat dalam reses kali ini.
Kegiatan ini dihadiri oleh RT 34, 35, 36, 50,51 Kelurahan Gunung Samarinda dan Gunung Samarinda Baru. Sebagian juga, ada dari Kelurahan Graha Indah dan Batu Ampar.
“Reses kali dengan memberikan simbolis kepada warga paker sembako sebanyak 150 paket sembako”, ujar Anggota Komisi III DPRD Kota Balikapapan, Rabu (20/5/2020).
Amin menjelaskan reses di tengah pandemi digelar secara online. Teknisnya masih sama seperti reses kemarin sehingga aspirasi disampaikan melalui WhatsApp dan sampai hari ini sudah masuk sekitar 30 orang.
” Aspirasi terbanyak masih Infrastruktur merupakan dan karena hampir semua anggaran dikurangi lebih dari 50 persen sehingga anggaran infrastruktur dialihkan kepada penanganan Covid 19″, ungkapnya.
Dirinya menambahkan Aspirasi masyarakat saat ini menuju pada pendistribusi paket sembako dari Pemerintah Kota.
“Karena masih banyak warga yang mengeluh, dan masih banyak orang-orang kaya menerima paket sembako dari pemerintah”, ujarnya.
Amin menyebut untuk di kelurahan Gunung Samarinda, tampak beberapa Ketua RT yang mengundurkan diri karena bingung dengan sistem dan diprotes warga akibat tidak menerima bantuan.
“Warga tersebut berhak menerima tetapi tidak didata maupun tidak terima sehingga Ketua RT dicaci maki dengan adanya warga yang kaya justru malah mendapatkan bantuan,” katanyaa
Menurutnya masih ada aspirasi masyarakat mengenai pendidikan yakni Kegiatan belajar mengajar di rumah. Karena banyak yang membebani warga dengan membeli paket internet untuk belajar di rumah.
“Karena tidak semua orangtua bisa membeli paket internet sehingga malah menambah pengeluaran aja,” pungkasnya.
(Thina)
Editor : lensabalikpapan
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]
5