Fix UAN DiHapus! ,DPRD Balikpapan panggil Dinas pendidikan untuk Review komposisi pengganti UAN.
[et_pb_section fb_built=”1″ _builder_version=”3.26.5″][et_pb_row _builder_version=”3.26.5″][et_pb_column _builder_version=”3.26.5″ type=”4_4″][et_pb_text _builder_version=”3.26.5″]
lensabalikpapan.com/- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan bahwa Ujian Nasional dihapus dan tahun 2020 merupakan UN terakhir bagi para pelajar.
UN akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yang mulai berlaku pada tahun 2021 mendatang.
Sejumlah Aparatur Negara, Maupun Anggota legislatif Mendukung keputusan tersebut tidak terkecuali Anggota DPRD kota Balikpapan.
Muhammad Takwa yang merupakan ketua Komisi IV DPRD kota Balikpapan mengatakan bahwa prinsip nya setiap Kabinet mempunyai kebijakan Regulasi yang berbeda.
“Beda kabinet, beda kebijakan regulasi, ini konsekuensi yang harus dihadapi Oleh masyarakat, tentunya kabinet atau kementerian yang bersangkutan merumuskan ataupun formulasikan kebijakan semacam ini tentunya mungkin dianggap yang terbaik Katanya”
Menurutnya, melihat dinamika Pendidikan di Indonesia memang diperlukan penyempurnaan.
” Melihat dinamika pendidikan indonesia, memang memang perlu penyempurnaan tentunya kita berharap ini adalah upaya memperbaiki pendidikan kita Ungkap nya”
Takwa pun, Mengatakan bahwa seperti apa Kebijakan Selanjutnya Ia masih harus memanggil Dinas Pendidikan untuk Mereview pertemuan kepala Dinas yang diadakan di Jakarta kemarin.
“Minggu depan kita panggil Dinas Pendidikan untuk meriview,hasil pertemuan yang diadakan Di Jakarta kemarin”Ujarnya.
Menurut nya jika ,Ditanya masalah kurikulum tetap mengikuti kementrian ,namun mungkin akan ada terisi dengan muatan lokal.
“Muatan harus ada, kurikulum tidak bisa dihapuskan , lagi-lagi tehnis belum bisa dijelaskan Imbuhnya”
Politisi dari partai Gerindra itu mencontohkan Negara Eropa,yang tidak mengenal Ujian namun membebaskan berekspresi dan bisa mengaplikasikan Karakteristik mereka.
“Di luar negri Eropa ya sebenarnya mereka tidak mengenal itu ,ujian nasional jam belajar pun mereka tidak sepadat di Indonesia disana dibebaskan untuk berekspresi sehingga mereka itu bisa maksimal bisa totalitas dalam mengaplikasikan dengan karakteristiknya Tutupnya”
(Eci)
Editor : lensabalikpapan
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]
5