“Banser NU dan GP Ansor menindak lanjuti penyelesaian kasus LGBT di Pentacity Balikpapan. “
[et_pb_section fb_built=”1″ _builder_version=”3.26.5″][et_pb_row _builder_version=”3.26.5″][et_pb_column _builder_version=”3.26.5″ type=”4_4″][et_pb_text _builder_version=”3.26.5″]
lensabalikpapan.com /- Banser NU dan GP Ansor datangi kantor DPRD Kota Balikpapan untuk menindak lanjuti penyelesaian kasus komunitas LGBT dalam kegiatan pentas tari yang bertema KPop di Pentacity Shopping Mall, Balikpapan pada Sabtu, (9/11) lalu.
Mereka menuntut agar Pemkot dan aparat terkait telusuri kasus ini, karena sudah meresahkan masyarakat Kota Balikpapan.
“Kami menuntut agar event organizer yang melaksanakan kegiatan ini mempertanggungjawabkan pelaksanaan acara tersebut karena sudah meresahkan masyarakat”, kata Sekretaris GP Ansor Kota Balikpapan Irwan ketika melakukan rapat dengar pendapat dengan DPRD Kota Balikpapan.
Rapat dengar pendapat yang di adakan di ruang rapat 1 DPRD Kota Balikpapan, perwakilan ormas Islam menuntut agar kasus dugaan komunitas LGBT diproses sampai tuntas oleh aparat yang berwenang.
Irwan menjelaskan kehadiran para perwakilan ormas Islam kali ini untuk meminta keterangan secara langsung ke event organizer terkait pelaksanaan kegiatan komunitas LGBT.
“Kami mau menanyakan langsung modus apa yang ada di balik terlaksananya acara tersebut langsung kepada EO nya,” ujarnya.
Sementara, Kasat Intel Polresta Balikpapan AKP Sarbini menjelaskan telah meminta keterangan kepada EO yang bersangkutan. EO yang bersangkutan untuk saat ini sudah dikenai wajib lapor. Dan kegiatan tersebut di lakukan tanpa adanya surat pemberitahuan ke Polresta Balikpapan.
Dalam RDP Ini, Setda Kota Balikpapan Saiful Bahri yang hadir mewakili Pemkot Balikpapan mengakui bahwa pihaknya telah kecolongan atas terlaksananya acara tersebut. Pemkot Balikpapan akan jadikan sebagai bahan pembelajaran agar tidak terulang kembali di masa yang akan datang.
“Sekarang hal ini menjadi perhatian supaya tidak terulang kembali di masa akan datang kami akui Pemkot Balikpapan kecolongan”, ujarnya.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Balikpapan Muhammad Taqwa yang hadir mengaku merasa malu dengan kejadian ini. Karena telah merusak moral masyarakat Kota Balikpapan dan perlu perhatian khusus.
“Hal ini sangat memalukan, ini harus menjadi perhatian agar tidak terulang kembali”, ungkapnya.
Sejumlah massa yang memadati ruang rapat 1 DPRD Kota Balikpapan sempat mengajukan protes karena event organizer tidak segera hadir dalam rapat. Rapat dengar pendapat akhirnya ditunda sementara sampai wakil event organizer hadir.
Setelah menunggu, akhirnya wakil event organizer dari Shagy Wicky yakni Nasrullah hadir dalam rapat dengar pendapat tersebut, Nasrullah menjelaskan tidak mengetahui akan ada penampilan dance dengan menggunakan busana wanita dalam lomba tari karena mereka tidak konfirmasi terlebih dulu dan itu peserta dari Kota Samarinda.
“Saya tidak tahu akan jelasnya melainkan dari salah satu peserta yang berasal dari kota samarinda yang meng cover dari korea makanya mereka menggunakan pakaian seperti wanita seperti itu dari panitia kita juga tidak tahu mereka mau apa apa sampe habisan karena mereka juga tidak mengkonfirmasi”, ucapnya.
Dalam menindak lanjuti Rdp kemarin, perwakilan Gp Anshor dan Banser Nu menginginkan managemen pihak pentacity dan managemen pihak EO lakukan “Permohonan maaf” untuk masyarakat Balikpapan.
(Tina)
Editor : lensabalikpapan
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]
5
5